Kamis, September 17, 2009

Minggu, September 06, 2009

Ramadhan 1430 H berbuka di Marche



Dua tahun terakhir teman2 selalu mempunyai ide buat menyambut Ramadhan dengan berbuka bersama (walau sebagian kita tidak ikut puasa ), kebersamaan seperti ini memang selalu kita coba adakan agar rasa kekeluargaan selalu terjaga.
Tapi yg selalu jadi kendala, jarang kita bisa kumpul secara full, maklum karena alasan kerjaan akhirnya sering kita tidak bisa merasakan kebahagian secara bersama...ada saja yg harus keluar kota buat bertugas. Tapi untungnya ini bisa dimaklumi.
Terus terang ide seperti ini hanya dibicarakan diantara kita sendiri,artinya bos tidak akan tahu kalau staff nya makan enak ditempat yg agak bermartabat. Bagaimana pun kebersamaan ini bisa terjadi dengan adanya niat,kesepakatan dan doku.
Nah urusan niat terus terang harus ada motornya , harus ada motivatornya dan juga ada penguat motivator tersebut. selebihnya semua rekan tinggal berkehendak pergi atau tidak.
Kelihatannya acara seperti ini menarik....tapi menjadi tidak menarik kalau kita tidak menyadari kendala apa sulitnya mengumpulkan teman2 untuk bersama-sama pergi.
Oke, kita membicarakan saja target makanan yg kali ini cocok dengan selera semua.

Restaurant Marche, Plaza Senayan.
Dari namanya saja sudah terasa kalau ini restaurant western menu...yap ini memang restaurant dengan menu barat...yg cukup membikin penasaran. karena sebelum kita tahu..... gossipnya suasana didalam restaurant ini memang mengingatkan kita dengan suasana rumah pedesaan di swiss sana. bayangkan..kita tidak usah ke swiss kalau mau makan dengan suasana di negara tersebut.

Kita ber enam meluncur menuju Senayan menelusuri macetnya Jakarta menjelang jam buka puasa. Mengenai macet...ampunn deh, gak perlu dibahas ..bikin sakit hati...Jakarta ya seperti itu lah. Kalau dirasakan bikin stress...

Singkatnya setelah parkir dilantai 3 kami naik ke lantai 5 dimana Restaurant Marche bercokol.
rumah desa di swiss sana bercokol dalam mall ? itulah kesan sesampainya didalam restaurant.
Meja2 sudah depenuhi para pelanggan yg asyik menikmati makanan, tadinya kami pikir tidak kebagian tempat saking ramainya. Ternyata Tuhan masih beserta kita....beserta orang2 yg menjalankan ibadah puasa.

Dengan berbekal sebuah card yg ketika masuk setiap pengunjung memperolehnya...kita bisa pesen makanan apapun yg ada. bayar belakangan...nilai card tersebut 1 jt kalau kita menghilangkannya...(mahal amit?)

Suasana didalam bener2 unik dan menarik, jangan harap dapat menu lokal disana. Steak,Ayam dan Ikan itu menu yg bisa kita temui di Resto lain. tapi ibarat kata kita makan di resto sebagian adalah membeli suasananya. Menu boleh sama....suasana dan penyajian yg membedakannya.

Sama halnya dengan kita, pengunjung lain juga berombongan dengan geng mereka masing2....sambil makan mereka ketawa ketiwi diantara cengkrama mereka. Kadang diselingi foto bersama sebagai kenang2an....malah ada yg memposting langsung ke blog/FB suasana makannya dengan HP......






Terminal 3, Awal dari Airport masa depan yg diimpikan



Terminal 3 Airport Soekarno-Hatta (Jakarta)

Saat ini kita boleh bangga dengan kehadiaran terminal baru di Bandara Soekarno-Hatta, yaitu Terminal 3. terminal ini tadinya terminal jemaah haji...tapi telah disulap menjadi terminal yg cukup modern, ini terlihat dari desainnya yg cukup modern yg bisa dibandingkan dengan kemodern an Changi (walau secara kelengkapan kita masih tertinggal jauh).
Disana memang tidak ada free internet, tidak ada alat pijat refleksi yg free juga, tidak ada hotspot, tidak ada tempat menonton layar lebar yg menyiarkan acara TV international.
Tapi lumayanlah untuk suatu awal pengembangan suatu airport International.

Kalau melihat masterplannya, terminal ini akan diperluas dan dikembangkan kedepan menjadi terminal yg cukup besar. Tetapi yg menjadi kekhawatiran adalah masalah maintenance atau perawatan terminal baru ini.....apakah bisa terjaga secara konsisten : bersih,terawat,dan dimanage secara modern juga. Sebagaimana kita ketahui diindonesia ini membangun suatu project mercu suar mungkin tidak sulit. tetapi perawatan secara jangka panjangnya sangat memprihatinkan.

Kelihatannya masalah manajemen dan mental pekerja lapangan yg belum bisa daiajak Go International. Mereka masih banyak yg kelihatan main-main dan tidak disiplin, etika kerja, kurang sopan (masih ada yg kelihatan bercanda dan jorok saat bekerja melayani penumpang).
Lingkungan kerja bisa bersih tapi hanya bertahan beberapa bulan,setelah itu bisa kita lihat meja kerja mereka belepotan dan terkesan jorok. Itu mungkin juga cermin kehidupan mereka yg pas-pas an dan hidup apa adanya. kalau masalah mental dan kebutuhan hidup tidak diperhatikan dan managemen tidak melakukan kontrol ketat. maka.......akan sia-sia kita membangun airport masa depan.

Saya tidak tahu siapa arsitek terminal 3 ini...tapi siapapun konsorsium yg mengembangkan terminal ini bagi saya cukup membanggakan...sebagai warga kecil yg bisa merasakan kemajuan Indonesia di era sekarang.

Bagi pengelola bandara di terminal 3, selayaknya para decision makernya harus sering2 berkunjung ke bandar international diseluruh dunia buat uji banding agar bandara kita selalu terupdate standarisasi pengelolaannya.

Sekali lagi kemajuan di terminal 3 mungkin masih terlalu kecil dibandingkan negara2 lain. tapi ini adalah awal yg baik buat kemajuan bangsa dimata masyarakat dunia yg akan berkunjung di Indonesia.

Pengelolaan bandara "bernuansa mall" adalah konsep yg banyak dipakai oleh bandara international di seluruh dunia. dan kita sebagai negara yg memiliki banyak mall saya rasa tidk sulit memiliki bandara seperti ini.